Jangan menikah sebelum tanyakan 15 hal ini pada pasangan !
Copy Merdeka.com
Memutuskan untuk menikah adalah langkah besar bagi kehidupan setiap orang. Menikah merupakan komitmen seumur hidup yang tak bisa dijalani dengan main-main. Semua orang tentu ingin menikah sekali seumur hidup dan bisa langgeng dengan pasangan hingga tua.
Banyak yang sudah menikah dan bertanya-tanya apakah mereka sudah memilih orang yang tepat untuk dijadikan teman hidup. Tentunya tak ada yang ingin menyesal setelah memilih pasangan dan memutuskan menikah. Menurut survei yang dilakukan oleh The New York Times, ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan oleh pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Ini dia beberapa pertanyaan yang sebaiknya didiskusikan oleh pasangan sebelum memutuskan menikah, seperti dilansir oleh Mogul.
1. Pasangan ingin memiliki anak atau tidak? Jika iya, berapa anak yang diinginkan oleh pasangan. Ketika sudah memiliki anak, siapa yang akan menjadi pengasuh utama, atau orang tua akan mengasuh secara bergantian?
2. Kemampuan finansial pasangan dan impian yang ingin dicapai. Apakah ide mengenai pendapatan dan pengeluaran dalam rumah tangga pasangan sudah sesuai satu sama lain, atau ada hal yang berbeda dan perlu disepakati lebih lanjut?
3. Mengenai urusan rumah tangga. Bagaimana urusan rumah tangga diselesaikan, siapa yang bertanggung jawab, atau urusan dan pekerjaan rumah tangga akan dibagi rata? Apakah suami mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, dan lainnya ketika istri tak bisa?
4. Apakah pasangan sudah mengetahui dan saling terbuka mengenai kesehatan fisik dan mental? Pasangan sebaiknya saling jujur mengenai riwayat penyakit, penyakit yang menurun pada keluarga, dan lainnya.
5. Apakah pasangan sudah memberikan kasih sayang dan perhatian seperti yang kalian harapkan?
6. Bagaimana pasangan membahas masalah seksual. Apakah pasangan bisa terbuka dan nyaman untuk berdiskusi masalah kebutuhan seksual, ketakutan, dan hasrat seksual?
7. Bagaimana dengan televisi di tempat tidur? Hal ini terlihat sepele, tetapi televisi di tempat tidur juga bisa mengganggu waktu-waktu intim pasangan dan memicu pertengkaran.
8. Apakah selama ini pasangan sudah saling menghormati dan mendengarkan dengan baik mengenai ide-ide pasangan? Apakah pasangan bisa saling terbuka membicarakan hal yang tidak mereka sukai, protes, atau komplain?
9. Apakah pasangan memiliki nilai-nilai moral yang sama? Bagaimana dengan nilai-nilai keagamaan dan juga mengenai kebutuhan spiritual, dan pendidikan moral untuk anak?
10. Bagaimana hubungan kalian dengan teman-teman pasangan? Apakah kalian menyukainya? Bagaimana sikap pasangan terhadap teman-teman kalian? Apakah ini bisa menimbulkan masalah ke depannya?
11. Bagaimana hubungan pasangan dengan orang tua dan keluarga kalian? Apakah hubungan dengan orang tua bisa menjadi masalah di masa depan?
12. Apa kebiasaan di keluarga masing-masing yang tidak disukai pasangan, atau uneg-uneg pasangan mengenai keluarga kalian? Karena pernikahan bukan hanya antara dua orang, tetapi juga dua keluarga.
13. Apakah ada hal-hal yang harus ditinggalkan untuk pernikahan ini? Misalkan pihak wanita yang harus berhenti bekerja setelah menikah, dan lainnya. Apakah ada hal-hal yang tak siap ditinggalkan saat menikah?
14. Ketika ada kemungkinan tawaran kerja yang jauh dari rumah atau tempat domisili, apakah pasangan mau diajak serta pindah rumah, atau akan menjalani hubungan jarak jauh?
15. Apakah pasangan memiliki kepercayaan pada satu sama lain bahwa mereka bisa menjalani komitmen pernikahan ini selamanya dan yakin bahwa mereka bisa menghadapi berbagai tantangan bersama di masa depan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sebaiknya didiskusikan dan dibicarakan dengan pasangan sebelum melangsungkan pernikahan. Meski terlihat biasa saja, namun pertanyaan di atas membawa isu yang bisa menjadi masalah di masa depan jika tidak ada kesepakatan dan pemahaman yang baik.
Pertanyaan di atas juga bisa membantu pasangan untuk saling berbagi pikiran dan terbuka mengenai perspektif masing-masing. Ketika kesepakatan dan pemahaman sudah dicapai sebelum menikah, tentunya langkah menuju jenjang pernikahan akan menjadi lebih mantap.
Memutuskan untuk menikah adalah langkah besar bagi kehidupan setiap orang. Menikah merupakan komitmen seumur hidup yang tak bisa dijalani dengan main-main. Semua orang tentu ingin menikah sekali seumur hidup dan bisa langgeng dengan pasangan hingga tua.
Banyak yang sudah menikah dan bertanya-tanya apakah mereka sudah memilih orang yang tepat untuk dijadikan teman hidup. Tentunya tak ada yang ingin menyesal setelah memilih pasangan dan memutuskan menikah. Menurut survei yang dilakukan oleh The New York Times, ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan oleh pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Ini dia beberapa pertanyaan yang sebaiknya didiskusikan oleh pasangan sebelum memutuskan menikah, seperti dilansir oleh Mogul.
1. Pasangan ingin memiliki anak atau tidak? Jika iya, berapa anak yang diinginkan oleh pasangan. Ketika sudah memiliki anak, siapa yang akan menjadi pengasuh utama, atau orang tua akan mengasuh secara bergantian?
2. Kemampuan finansial pasangan dan impian yang ingin dicapai. Apakah ide mengenai pendapatan dan pengeluaran dalam rumah tangga pasangan sudah sesuai satu sama lain, atau ada hal yang berbeda dan perlu disepakati lebih lanjut?
3. Mengenai urusan rumah tangga. Bagaimana urusan rumah tangga diselesaikan, siapa yang bertanggung jawab, atau urusan dan pekerjaan rumah tangga akan dibagi rata? Apakah suami mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, dan lainnya ketika istri tak bisa?
4. Apakah pasangan sudah mengetahui dan saling terbuka mengenai kesehatan fisik dan mental? Pasangan sebaiknya saling jujur mengenai riwayat penyakit, penyakit yang menurun pada keluarga, dan lainnya.
5. Apakah pasangan sudah memberikan kasih sayang dan perhatian seperti yang kalian harapkan?
6. Bagaimana pasangan membahas masalah seksual. Apakah pasangan bisa terbuka dan nyaman untuk berdiskusi masalah kebutuhan seksual, ketakutan, dan hasrat seksual?
7. Bagaimana dengan televisi di tempat tidur? Hal ini terlihat sepele, tetapi televisi di tempat tidur juga bisa mengganggu waktu-waktu intim pasangan dan memicu pertengkaran.
8. Apakah selama ini pasangan sudah saling menghormati dan mendengarkan dengan baik mengenai ide-ide pasangan? Apakah pasangan bisa saling terbuka membicarakan hal yang tidak mereka sukai, protes, atau komplain?
9. Apakah pasangan memiliki nilai-nilai moral yang sama? Bagaimana dengan nilai-nilai keagamaan dan juga mengenai kebutuhan spiritual, dan pendidikan moral untuk anak?
10. Bagaimana hubungan kalian dengan teman-teman pasangan? Apakah kalian menyukainya? Bagaimana sikap pasangan terhadap teman-teman kalian? Apakah ini bisa menimbulkan masalah ke depannya?
11. Bagaimana hubungan pasangan dengan orang tua dan keluarga kalian? Apakah hubungan dengan orang tua bisa menjadi masalah di masa depan?
12. Apa kebiasaan di keluarga masing-masing yang tidak disukai pasangan, atau uneg-uneg pasangan mengenai keluarga kalian? Karena pernikahan bukan hanya antara dua orang, tetapi juga dua keluarga.
13. Apakah ada hal-hal yang harus ditinggalkan untuk pernikahan ini? Misalkan pihak wanita yang harus berhenti bekerja setelah menikah, dan lainnya. Apakah ada hal-hal yang tak siap ditinggalkan saat menikah?
14. Ketika ada kemungkinan tawaran kerja yang jauh dari rumah atau tempat domisili, apakah pasangan mau diajak serta pindah rumah, atau akan menjalani hubungan jarak jauh?
15. Apakah pasangan memiliki kepercayaan pada satu sama lain bahwa mereka bisa menjalani komitmen pernikahan ini selamanya dan yakin bahwa mereka bisa menghadapi berbagai tantangan bersama di masa depan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sebaiknya didiskusikan dan dibicarakan dengan pasangan sebelum melangsungkan pernikahan. Meski terlihat biasa saja, namun pertanyaan di atas membawa isu yang bisa menjadi masalah di masa depan jika tidak ada kesepakatan dan pemahaman yang baik.
Pertanyaan di atas juga bisa membantu pasangan untuk saling berbagi pikiran dan terbuka mengenai perspektif masing-masing. Ketika kesepakatan dan pemahaman sudah dicapai sebelum menikah, tentunya langkah menuju jenjang pernikahan akan menjadi lebih mantap.
Komentar
Posting Komentar